Jangan Sampai Tertukar! Inilah Cara Mudah Membedakan Buah Cempaka dan Cempedak

Indonesia memiliki kekayaan buah tropis yang beragam, beberapa di antaranya memiliki kemiripan yang bisa membingungkan. Salah satu contohnya adalah buah Cempaka dan Cempedak. Meskipun namanya hampir mirip dan keduanya memiliki aroma yang kuat, keduanya adalah buah yang berbeda. Yuk, simak cara mudah untuk membedakannya!

Mengenal Lebih Dekat: Cempaka (Bunga vs. Buah)

Penting untuk dicatat bahwa “Cempaka” lebih dikenal sebagai nama bunga yang harum (Magnolia champaca). Pohon Cempaka memang menghasilkan buah, namun buahnya berbentuk ovoid atau hampir bulat, berwarna cokelat dengan bintik-bintik putih. Buah Cempaka tidak umum dikonsumsi seperti buah Cempedak. Jadi, ketika kita berbicara tentang buah yang mirip Cempedak, kemungkinan besar kita merujuk pada buah lain yang memiliki kemiripan visual.

Fokus pada Cempedak (Artocarpus integer): Si Mirip Nangka

Buah yang sering tertukar dengan Cempaka adalah Cempedak. Cempedak sendiri merupakan buah yang masih satu keluarga dengan nangka (Artocarpus heterophyllus), dan kemiripan keduanya memang cukup signifikan. Namun, ada beberapa perbedaan kunci yang bisa kita amati:

Cara Membedakan Cempedak:

  1. Aroma: Cempedak memiliki aroma yang sangat kuat dan menyengat, bahkan sebelum kulitnya dibuka. Aromanya seringkali lebih tajam dan “menusuk” dibandingkan nangka yang aromanya lebih lembut dan manis.
  2. Bentuk dan Ukuran: Buah Cempedak cenderung lebih kecil dan lebih lonjong dibandingkan dengan buah nangka yang bisa tumbuh sangat besar dan berbentuk lebih bulat atau tidak beraturan.
  3. Kulit Buah: Kulit Cempedak memiliki duri-duri halus yang lebih rapat dan terasa lebih lembut atau tumpul saat diraba. Saat matang, kulit Cempedak akan berubah warna menjadi kekuningan atau kecoklatan. Kulit nangka cenderung lebih kasar dengan duri yang lebih jarang dan lebih menonjol, dan warnanya tetap hijau meskipun sudah matang pada beberapa jenis.
  4. Daging Buah: Daging buah Cempedak memiliki tekstur yang lebih lembut dan lembek, bahkan cenderung lumer di mulut, mirip dengan durian. Warnanya kuning hingga oranye. Daging buah nangka lebih padat, kenyal, dan berserat.
  5. Biji Buah: Biji Cempedak relatif lebih kecil dan mudah dipisahkan dari daging buahnya dibandingkan dengan biji nangka yang lebih besar dan tertanam lebih kuat di antara serat daging buah.

Merdunya Petikan Hasapi: Mengalunkan Melodi Etnik dari Sumatera Utara

Indonesia, dengan kekayaan budayanya, menyimpan beragam petikan alat musik tradisional yang memukau dengan keunikan suaranya merdu dan menghadirkan suasana harmoni. Di antara berbagai petikan alat musik yang menghiasi khazanah seni Nusantara, suara merdu yang dihasilkan oleh Hasapi memiliki daya tarik tersendiri. Alat musik tradisional dari Sumatera Utara ini mampu menciptakan melodi etnik yang khas dan memikat hati pendengarnya.

Hasapi merupakan alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipetik dan berasal dari suku Batak Toba. Bentuknya menyerupai gitar kecil dengan dua atau tiga helai dawai logam yang menghasilkan petikan yang khas. Dawai-dawai Hasapi dipetik menggunakan jari-jari tangan kanan, sementara tangan kiri bertugas menekan dawai pada fret (kolom nada) untuk menghasilkan variasi nada. Keahlian pemain Hasapi terletak pada kemampuan jari-jemarinya dalam menghasilkan petikan alat musik yang lincah dan penuh ekspresi.

Dalam ansambel musik tradisional Batak Toba, seperti Gondang Hasapi, alat musik Hasapi memegang peranan penting sebagai pembawa melodi utama. Pada hari Rabu, 23 April 2025, seorang pemain Hasapi senior dari Desa Tomok, Samosir, Bapak Palti Sitorus, dalam sebuah demonstrasi di Balai Budaya setempat, menunjukkan bagaimana alat musik Hasapi berpadu harmonis dengan alunan alat musik tradisional Batak lainnya seperti Taganing dan Sarune, menciptakan kekayaan bunyi yang memukau dan membangkitkan semangat.

Merdunya petikan Hasapi tidak hanya menjadi bagian dari tradisi musik Batak Toba, tetapi juga memiliki nilai sosial dan budaya yang mendalam. Dahulu, alat musik ini sering mengiringi berbagai upacara adat dan ritual. Upaya pelestarian dan pengembangan seni alat musik Hasapi terus dilakukan oleh berbagai komunitas seni dan pemerintah daerah di Sumatera Utara melalui festival budaya dan kegiatan seni lainnya. Generasi muda pun semakin tertarik untuk mempelajari teknik petikan alat musik yang unik ini, sebagai wujud kecintaan terhadap warisan budaya leluhur. Dengan melodi etnik yang merdu dan nilai budaya yang tinggi, petikan alat musik Hasapi tetap menjadi salah satu kekayaan seni Indonesia yang tak ternilai harganya.

Jokowi Hadiri Panen Raya Jagung di Sumbawa, NTB: Upaya Tingkatkan Ketahanan Pangan Nasional

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menunjukkan komitmennya terhadap sektor pertanian dengan menghadiri acara panen raya jagung di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kehadiran Jokowi dalam acara ini menjadi sinyal kuat dukungan pemerintah terhadap upaya peningkatan produktivitas jagung sebagai salah satu komoditas pangan strategis nasional. Panen raya ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia.

Kunjungan Jokowi ke Sumbawa disambut antusias oleh para petani dan masyarakat setempat. Dalam acara panen raya tersebut, Presiden berinteraksi langsung dengan para petani, mendengarkan aspirasi mereka, dan meninjau kualitas jagung yang dipanen. Langkah ini menunjukkan kedekatan pemerintah dengan para pelaku utama di sektor pertanian.

Sumbawa sendiri merupakan salah satu sentra produksi jagung yang penting di NTB. Potensi lahan yang luas dan dukungan dari pemerintah daerah menjadikan wilayah ini sebagai salah satu penyumbang utama produksi jagung nasional. Panen raya yang dihadiri Jokowi ini diharapkan dapat memotivasi para petani untuk terus meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen mereka.

Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui berbagai program dan kebijakan di sektor pertanian. Dukungan terhadap petani jagung di Sumbawa merupakan bagian dari upaya yang lebih besar untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu, peningkatan produksi jagung juga berpotensi mengurangi ketergantungan pada impor.

Kehadiran Jokowi dalam acara panen raya jagung di Sumbawa ini juga diharapkan dapat menarik perhatian investor untuk mengembangkan potensi sektor pertanian di wilayah tersebut. Investasi dalam infrastruktur pertanian, teknologi, dan pengolahan hasil panen dapat semakin meningkatkan nilai tambah jagung dan kesejahteraan petani.

Kehadiran Jokowi dalam panen raya jagung ini juga menjadi momentum untuk mengapresiasi kerja keras para petani Sumbawa yang telah berkontribusi dalam menjaga pasokan jagung nasional. Pemerintah berkomitmen untuk terus memberikan dukungan, baik berupa bantuan bibit unggul, pupuk, maupun infrastruktur pertanian, demi meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para petani di seluruh Indonesia, khususnya di Sumbawa yang memiliki potensi besar dalam pengembangan komoditas jagung.

Dek Sangke: Melodi Syahdu yang Mengalun dari Bumi Sriwijaya

Sumatera Selatan memiliki beragam lagu merdu yang kaya akan nilai budaya dan sejarah, dan salah satunya adalah Dek Sangke. Dengan alunan nada yang mendayu-dayu dan lirik yang sarat akan makna kehidupan serta kerinduan, lagu merdu ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan musik tradisional Palembang.

Dek Sangke adalah lagu merdu yang berasal dari Sumatera Selatan, khususnya Palembang. Meskipun tidak ada catatan pasti mengenai penciptanya, lagu ini diyakini telah ada sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam dan seringkali dinyanyikan dalam berbagai acara, baik formal maupun informal. Melodinya yang khas, seringkali diiringi dengan alunan musik orkes Melayu atau tanjidor, menciptakan suasana yang melankolis namun tetap indah, menjadikannya sebuah lagu merdu yang berkesan.

Lirik Dek Sangke umumnya mengungkapkan perasaan kerinduan yang mendalam, bisa jadi kerinduan akan kampung halaman, orang terkasih, atau bahkan kejayaan masa lalu. Penggunaan bahasa Melayu Palembang yang khas menambah keunikan dan kekayaan makna dalam setiap baitnya. Kekuatan lagu merdu ini terletak pada kemampuannya menyampaikan emosi yang mendalam melalui melodi yang syahdu dan lirik yang puitis. Pada acara Festival Palembang Darussalam yang diselenggarakan di Kuto Besak pada tanggal 1-5 Juli 2024, Dek Sangke menjadi salah satu lagu daerah yang ditampilkan dalam malam apresiasi seni. Penampilan seorang penyanyi lokal dengan suara merdu dan penghayatan yang mendalam berhasil memukau para penonton.

Popularitas Dek Sangke tetap terjaga hingga kini. Berbagai aransemen modern telah muncul, namun esensi lagu merdu yang melankolis tetap dipertahankan. Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terus berupaya melestarikan lagu ini melalui berbagai kegiatan, termasuk festival musik tradisional, workshop seni, dan dokumentasi karya seni. Bahkan, pada acara promosi pariwisata Sumatera Selatan di Jakarta pada tanggal 12 Agustus 2024, Dek Sangke menjadi salah satu lagu yang ditampilkan untuk memperkenalkan kekayaan seni dan budaya Palembang kepada masyarakat luas. Dengan terus melestarikan dan memperkenalkan Dek Sangke, warisan musik Indonesia akan terus hidup dan dinikmati oleh generasi mendatang.