Wedang Uwuh: Kehangatan Rempah Nusantara, Minuman Tradisional yang Menyehatkan

Wedang uwuh, minuman tradisional khas Yogyakarta, telah menjadi primadona di kalangan pecinta kuliner sehat. Terbuat dari campuran rempah-rempah alami, wedang uwuh tidak hanya menghangatkan tubuh, tetapi juga memiliki beragam khasiat kesehatan. Nama “uwuh” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti “sampah”, karena tampilan rempah-rempah yang berserakan di dalam gelas menyerupai sampah dedaunan.

Sejarah dan Asal Usul

  • Wedang dipercaya berasal dari daerah Imogiri, Yogyakarta.
  • Konon, minuman ini pertama kali diciptakan oleh seorang bangsawan keraton sebagai minuman penghangat tubuh.
  • Seiring berjalannya waktu, wedang semakin populer dan menjadi minuman tradisional yang digemari masyarakat luas.

Kandungan Rempah dan Khasiatnya

Wedang uwuh mengandung berbagai rempah-rempah yang kaya akan manfaat kesehatan, antara lain:

  • Jahe: Menghangatkan tubuh, meredakan mual, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Kayu Secang: Memberikan warna merah alami pada minuman, kaya antioksidan, dan melancarkan peredaran darah.
  • Cengkeh: Meredakan sakit gigi, mengurangi peradangan, dan membantu mengatasi masalah pencernaan.
  • Kayu Manis: Menurunkan kadar gula darah, mengurangi kolesterol, dan meningkatkan fungsi otak.
  • Daun dan Akar Serai: Meredakan nyeri, menurunkan tekanan darah, dan bersifat antimikroba.
  • Kapulaga: Meredakan batuk, mengatasi masalah pencernaan, dan menyegarkan napas.
  • Daun Pala: Meredakan nyeri otot, mengatasi insomnia, dan meningkatkan nafsu makan.
  • Gula Batu: Memberikan rasa manis alami dan energi.

Manfaat Kesehatan Wedang Uwuh

  • Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Kandungan rempah-rempah dalam wedang uwuh membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih kuat melawan penyakit.
  • Menghangatkan Tubuh: Wedang uwuh sangat cocok dikonsumsi saat cuaca dingin atau saat tubuh terasa tidak enak badan.
  • Meredakan Masuk Angin: Kombinasi jahe, serai, dan cengkeh efektif meredakan gejala masuk angin seperti meriang, pegal-pegal, dan mual.
  • Melancarkan Pencernaan: Jahe, kapulaga, dan cengkeh membantu melancarkan pencernaan dan mengatasi masalah perut kembung.
  • Menurunkan Kolesterol: Kayu manis dan serai membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
  • Meredakan Nyeri: Jahe, cengkeh, dan daun pala memiliki sifat antiinflamasi yang dapat meredakan nyeri otot dan sendi.

Cara Membuat Wedang Uwuh

  • Siapkan semua bahan rempah, yaitu jahe, kayu secang, cengkeh, kayu manis, daun dan akar serai, kapulaga, daun pala, dan gula batu.
  • Rebus air hingga mendidih.
  • Masukkan semua bahan rempah ke dalam air mendidih.
  • Rebus selama beberapa menit hingga aroma rempah keluar.
  • Saring wedang dan tambahkan gula batu sesuai selera.
  • Sajikan selagi hangat.

Kuru: Penyakit Mematikan Akibat Kanibalisme, Fakta Mengerikan yang Harus Diketahui!

Kuru adalah penyakit neurodegeneratif langka dan fatal yang menyerang sistem saraf pusat. Penyakit ini disebabkan oleh prion, yaitu protein yang salah lipat dan dapat menular. Kuru paling banyak ditemukan pada suku Fore di Papua Nugini, yang memiliki tradisi kanibalisme.

Fakta Mengerikan Penyakit Kuru:

  • Penyebabnya adalah Kanibalisme:
    • Kuru ditularkan melalui praktik kanibalisme, terutama memakan otak orang yang terinfeksi.
    • Suku Fore memiliki tradisi memakan jenazah anggota keluarga sebagai bentuk penghormatan.
    • Praktik ini menyebabkan penyebaran prion dari orang yang terinfeksi ke orang yang sehat.
  • Gejala yang Mengerikan:
    • Gejala awal kuru meliputi tremor, kesulitan berjalan, dan perubahan perilaku.
    • Seiring perkembangan penyakit, penderita mengalami kehilangan koordinasi, kesulitan berbicara, dan gemetar yang tidak terkendali.
    • Pada tahap akhir, penderita mengalami demensia, kelumpuhan, dan kesulitan menelan.
    • Kuru juga dikenal sebagai “penyakit tertawa” karena salah satu gejalanya adalah tertawa tanpa alasan yang jelas.
  • Tidak Ada Obatnya:
    • Hingga saat ini, belum ada obat atau pengobatan yang efektif untuk kuru.
    • Penyakit ini selalu berujung pada kematian, biasanya dalam waktu 6-12 bulan setelah gejala muncul.
  • Masa Inkubasi yang Lama:
    • Masa inkubasi kuru bisa sangat lama, bahkan hingga 50 tahun.
    • Hal ini membuat sulit untuk melacak sumber penularan dan mengendalikan penyebaran penyakit.
  • Penyakit Prion Lainnya:
    • Kuru termasuk dalam kelompok penyakit prion yang dikenal sebagai ensefalopati spongiform menular (TSE).
    • Penyakit prion lainnya termasuk penyakit Creutzfeldt-Jakob (CJD) pada manusia dan penyakit sapi gila (BSE) pada sapi.
  • Pencegahan Melalui Penghentian Kanibalisme:
    • Penyebaran kuru berhasil dihentikan setelah pemerintah Australia melarang praktik kanibalisme di Papua Nugini pada tahun 1950-an.
    • Sejak saat itu, kasus kuru menurun drastis dan hampir tidak ada kasus baru yang dilaporkan.

Pesan Penting:

  • Kuru adalah penyakit yang sangat langka dan mengerikan yang disebabkan oleh praktik kanibalisme.
  • Penyakit ini menjadi bukti betapa berbahayanya praktik kanibalisme bagi kesehatan manusia.

Kesimpulan:

Kuru adalah penyakit yang mengerikan dan mematikan yang disebabkan oleh kanibalisme. Penyakit ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang bahaya praktik kanibalisme dan pentingnya menjaga kesehatan masyarakat.

Siswa dan Guru Jaktim Dievakuasi Usai Sekolah SDN Pondok Bambu Terbakar

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Bambu 01, Jakarta Timur, pada hari Selasa, 23 Juli 2024. Akibat kejadian ini, ratusan siswa dan guru terpaksa dievakuasi untuk menghindari Sekolah Terbakar.

Kebakaran di sekolah SDN Pondok Bambu 01 ini diduga disebabkan oleh korsleting listrik yang berasal dari gudang penyimpanan barang. Api dengan cepat membesar dan menyebar ke ruang kelas, menyebabkan kepanikan di antara siswa dan guru.

“Percikan api pertama kali terlihat di gudang dan segera membesar,” jelas Farida Farhah, Kepala Satuan Pelaksana Pendidikan Duren Sawit, kepada awak media.

Melihat kobaran api yang semakin membesar, para guru dengan sigap mengevakuasi seluruh siswa ke luar gedung sekolah. Proses evakuasi berjalan lancar dan tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini.

“Posisi siswa sudah sebagian pulang dan sebagiannya lagi masih dalam keadaan berdoa dan langsung dievakuasi ke luar. Jadi tidak ada korban jiwa maupun korban luka di dalamnya, termasuk guru juga langsung dievakuasi keluar,” kata Farida.  

Petugas pemadam kebakaran dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur segera tiba di lokasi kejadian setelah menerima laporan. Sebanyak 17 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api.

“Objek terbakar gudang sekolah atau gudang drum band dan 18 ruang kelas,” kata Abdul Wahid, salah satu petugas pemadam kebakaran, saat dikonfirmasi.

Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 13.00 WIB. Namun, akibat kebakaran ini, seluruh ruang kelas di sekolah mengalami kerusakan parah. Tembok-tembok menghitam, atap gedung hampir roboh, dan seluruh perabotan di dalam kelas ludes terbakar.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berjanji akan segera membangun kembali sekolah SDN Pondok Bambu 01 yang terbakar. Untuk sementara waktu, kegiatan belajar mengajar siswa akan dipindahkan ke beberapa sekolah terdekat, yaitu SDN Pondok Bambu 07 dan SDN Pondok Bambu 10.

“Kami sudah berkoordinasi dengan sekolah-sekolah terdekat untuk memastikan kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berlangsung seperti biasa,” ungkap Farida.  

Insiden kebakaran ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan keselamatan di sekolah. Diharapkan, kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.