Kue Rangi: Menggali Kelezatan Kuliner Betawi yang Manis Gurih dan Bikin Nagih!

Jakarta, dengan kekayaan kuliner Betawi yang beragam, tidak hanya terkenal dengan hidangan beratnya, tetapi juga dengan jajanan tradisional yang lezat. Salah satunya adalah kue rangi, yang sering dianggap sebagai salah satu kuliner Betawi paling lezat dengan cita rasa manis gurih yang khas. Terbuat dari campuran tepung sagu dan kelapa parut yang dipanggang, kue rangi memiliki tekstur renyah di luar dan lembut di dalam, semakin nikmat disantap dengan siraman gula merah kental. Mari kita mengenal lebih dekat kuliner Betawi yang satu ini dan mengapa kue rangi begitu istimewa.

Ciri khas kue rangi terletak pada bahan dasarnya yang sederhana namun menghasilkan rasa yang unik. Campuran tepung sagu dan kelapa parut dipadatkan dalam cetakan persegi panjang kecil dan kemudian dipanggang di atas bara api atau teflon hingga matang dan sedikit kecoklatan. Aroma kelapa yang terpanggang memberikan ciri khas tersendiri pada kuliner ini. Kelezatan kue rangi semakin bertambah saat disiram dengan larutan gula merah kental yang manis dan legit. Perpaduan rasa gurih dari kelapa dan manis dari gula merah inilah yang membuat kue rangi begitu digemari dan dianggap sebagai salah satu kuliner paling lezat.

Sejarah kue rangi diperkirakan sudah ada sejak lama dan menjadi jajanan tradisional yang sering dijajakan di pasar-pasar atau acara-acara kampung di Betawi. Bentuknya yang sederhana dan rasanya yang merakyat menjadikannya kuliner yang dekat dengan masyarakat. Kini, meskipun mungkin tidak sepopuler dulu, kue rangi masih bisa ditemukan di beberapa pasar tradisional, acara festival kuliner Betawi, atau bahkan dijajakan oleh pedagang keliling.

Jika Anda sedang berada di Jakarta dan ingin mencoba kuliner Betawi yang manis gurih dan autentik, kue rangi adalah pilihan yang tepat. Teksturnya yang unik dan siraman gula merah yang lezat akan memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Mencicipi kue rangi adalah cara yang menyenangkan untuk mengenal kuliner Betawi lebih dalam dan merasakan warisan rasa yang ditawarkan oleh budaya Betawi. Pada acara Festival Jajanan Tempo Doeloe yang diadakan di kawasan Jakarta Pusat pada tanggal 15-17 Mei 2025, kue rangi menjadi salah satu jajanan yang paling dicari dan dinikmati oleh para pengunjung. Kelezatan dan kesederhanaan kue rangi memang menjadikannya salah satu permata kuliner Betawi yang patut untuk terus dilestarikan dan dinikmati.

Eksotisme Kuliner Manado: Menggugah Selera dengan Kelezatan Ular Sanca

Manado, ibu kota Sulawesi Utara, terkenal dengan kekayaan kuliner pedas dan hidangan lautnya yang segar. Namun, di balik itu, terdapat pula hidangan eksotis yang menarik perhatian, yaitu masakan berbahan dasar ular sanca. Meskipun mungkin terdengar tidak lazim bagi sebagian orang, olahan ular sanca di Manado memiliki cita rasa yang unik dan digemari oleh kalangan tertentu.

Tradisi mengonsumsi daging ular sanca di Manado telah ada sejak lama. Beberapa masyarakat lokal meyakini bahwa daging ular memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang gurih. Selain itu, ada pula kepercayaan tradisional mengenai khasiat kesehatan yang terkandung dalam daging ular, meskipun klaim ini belum sepenuhnya didukung oleh penelitian ilmiah.

Proses pengolahan ular sanca menjadi hidangan lezat di Manado pun beragam. Salah satu yang populer adalah Tinorangsak Ular, di mana potongan daging ular sanca dimasak dengan bumbu khas Manado yang kaya rempah, seperti rica-rica, kemangi, dan daun bawang. Proses memasak dalam bambu (tinorangsak) memberikan aroma smoky yang khas dan menambah cita rasa unik pada hidangan ini.

Selain tinorangsak, daging ular sanca juga sering diolah menjadi sate ular. Potongan daging ular ditusuk seperti sate, kemudian dibakar dan disiram dengan bumbu kacang pedas atau bumbu khas Manado lainnya. Tekstur daging ular yang kenyal dan rasa gurihnya berpadu sempurna dengan bumbu yang kaya rasa.

Bagi para petualang kuliner, mencicipi masakan ular sanca di Manado bisa menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Sensasi rasa yang berbeda dan tekstur daging yang unik menawarkan dimensi baru dalam menikmati hidangan eksotis. Beberapa rumah makan atau warung makan tertentu di Manado menyediakan menu ini bagi mereka yang ingin mencoba.

Namun, penting untuk diingat bahwa perdagangan dan konsumsi satwa liar, termasuk ular sanca, harus dilakukan secara bertanggung jawab dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kelestarian populasi ular sanca di alam liar harus tetap menjadi perhatian utama.

Meskipun kontroversial bagi sebagian orang, masakan ular sanca merupakan bagian dari keunikan dan keberagaman kuliner Manado. Kelezatan rasanya, bagi para penggemarnya, menjadi daya tarik tersendiri yang patut untuk dieksplorasi dengan catatan tetap memperhatikan aspek legalitas dan kelestarian lingkungan.

Cita Rasa Bumi Sriwijaya: Mengenal Kuliner Khas Pempek Palembang yang Mendunia

Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, tidak hanya terkenal dengan Sungai Musi dan Jembatan Ampera, tetapi juga dengan kekayaan kuliner khas yang menggugah selera. Salah satu ikon kuliner khas Palembang yang telah mendunia dan menjadi kebanggaan masyarakatnya adalah Pempek. Makanan yang terbuat dari daging ikan giling dan tepung sagu ini memiliki beragam varian rasa dan bentuk yang unik. Mengenal lebih dekat kuliner khas Pempek berarti menyelami warisan rasa yang telah diwariskan secara turun-temurun. Artikel ini akan mengajak Anda untuk mengenal kuliner khas Palembang yang satu ini lebih dalam.

Pempek pada dasarnya terbuat dari campuran daging ikan giling (biasanya ikan tenggiri, gabus, atau belida), tepung sagu, air, dan bumbu-bumbu sederhana seperti garam dan penyedap rasa. Adonan kemudian dibentuk menjadi berbagai macam varian, mulai dari Pempek Kapal Selam (berisi telur), Pempek Lenjer (panjang silindris), Pempek Adaan (bulat), Pempek Kulit (terbuat dari kulit ikan), Pempek Pistel (berisi pepaya muda), hingga Pempek Keriting. Setiap varian memiliki cita rasa dan tekstur yang berbeda, namun semuanya disajikan dengan kuah cuko yang menjadi ciri khas kuliner khas Pempek. Cuko adalah kuah berwarna hitam kecoklatan yang terbuat dari gula merah, cuka, cabai rawit, bawang putih, dan asam jawa, memberikan rasa manis, asam, dan pedas yang menyegarkan.

Menikmati Pempek tidak lengkap tanpa kehadiran cuko. Perpaduan antara tekstur kenyal Pempek dan cita rasa kompleks cuko menciptakan pengalaman kuliner khas yang tak terlupakan. Pempek biasanya disantap dengan tambahan mie kuning dan irisan mentimun untuk menambah kesegaran. Di Palembang, Anda dapat menemukan berbagai warung dan restoran yang menjajakan Pempek, mulai dari pedagang kaki lima hingga restoran mewah. Beberapa jenis Pempek, seperti Pempek Panggang (dipanggang dan disajikan dengan sambal terasi), juga menawarkan sensasi rasa yang berbeda.

Menurut Bapak Herman (60 tahun), seorang pengusaha Pempek legendaris di Jalan Jenderal Sudirman, Palembang, pada Jumat, 18 April 2025, kualitas ikan dan resep cuko adalah kunci utama kelezatan Pempek. “Pempek yang enak itu harus terasa ikannya dan cukonya harus pas, tidak terlalu manis, tidak terlalu asam, dan pedasnya nendang. Inilah yang membuat Pempek menjadi kuliner khas yang selalu dicari dan dirindukan,” ujarnya. Mencicipi Pempek saat berkunjung ke Palembang bukan hanya sekadar memuaskan selera, tetapi juga merupakan bagian dari pengalaman budaya yang kaya rasa.

Wedang Uwuh: Kehangatan Rempah Nusantara, Minuman Tradisional yang Menyehatkan

Wedang uwuh, minuman tradisional khas Yogyakarta, telah menjadi primadona di kalangan pecinta kuliner sehat. Terbuat dari campuran rempah-rempah alami, wedang uwuh tidak hanya menghangatkan tubuh, tetapi juga memiliki beragam khasiat kesehatan. Nama “uwuh” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti “sampah”, karena tampilan rempah-rempah yang berserakan di dalam gelas menyerupai sampah dedaunan.

Sejarah dan Asal Usul

  • Wedang dipercaya berasal dari daerah Imogiri, Yogyakarta.
  • Konon, minuman ini pertama kali diciptakan oleh seorang bangsawan keraton sebagai minuman penghangat tubuh.
  • Seiring berjalannya waktu, wedang semakin populer dan menjadi minuman tradisional yang digemari masyarakat luas.

Kandungan Rempah dan Khasiatnya

Wedang uwuh mengandung berbagai rempah-rempah yang kaya akan manfaat kesehatan, antara lain:

  • Jahe: Menghangatkan tubuh, meredakan mual, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Kayu Secang: Memberikan warna merah alami pada minuman, kaya antioksidan, dan melancarkan peredaran darah.
  • Cengkeh: Meredakan sakit gigi, mengurangi peradangan, dan membantu mengatasi masalah pencernaan.
  • Kayu Manis: Menurunkan kadar gula darah, mengurangi kolesterol, dan meningkatkan fungsi otak.
  • Daun dan Akar Serai: Meredakan nyeri, menurunkan tekanan darah, dan bersifat antimikroba.
  • Kapulaga: Meredakan batuk, mengatasi masalah pencernaan, dan menyegarkan napas.
  • Daun Pala: Meredakan nyeri otot, mengatasi insomnia, dan meningkatkan nafsu makan.
  • Gula Batu: Memberikan rasa manis alami dan energi.

Manfaat Kesehatan Wedang Uwuh

  • Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Kandungan rempah-rempah dalam wedang uwuh membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih kuat melawan penyakit.
  • Menghangatkan Tubuh: Wedang uwuh sangat cocok dikonsumsi saat cuaca dingin atau saat tubuh terasa tidak enak badan.
  • Meredakan Masuk Angin: Kombinasi jahe, serai, dan cengkeh efektif meredakan gejala masuk angin seperti meriang, pegal-pegal, dan mual.
  • Melancarkan Pencernaan: Jahe, kapulaga, dan cengkeh membantu melancarkan pencernaan dan mengatasi masalah perut kembung.
  • Menurunkan Kolesterol: Kayu manis dan serai membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
  • Meredakan Nyeri: Jahe, cengkeh, dan daun pala memiliki sifat antiinflamasi yang dapat meredakan nyeri otot dan sendi.

Cara Membuat Wedang Uwuh

  • Siapkan semua bahan rempah, yaitu jahe, kayu secang, cengkeh, kayu manis, daun dan akar serai, kapulaga, daun pala, dan gula batu.
  • Rebus air hingga mendidih.
  • Masukkan semua bahan rempah ke dalam air mendidih.
  • Rebus selama beberapa menit hingga aroma rempah keluar.
  • Saring wedang dan tambahkan gula batu sesuai selera.
  • Sajikan selagi hangat.