Suku Bugis dan Makassar, dua etnis yang mendiami Sulawesi Selatan, memiliki sistem gelar bangsawan yang unik dan kaya. Gelar-gelar ini tidak hanya menunjukkan status sosial, tetapi juga mencerminkan sejarah dan tradisi yang panjang. Berikut adalah 13 gelar bangsawan yang umum dikenal:
1. Andi: Gelar bangsawan tertinggi, menunjukkan keturunan langsung dari raja atau bangsawan tinggi.
2. Daeng: Gelar yang diberikan kepada bangsawan yang dihormati dan disegani.
3. Karaeng: Gelar yang menunjukkan pemimpin atau penguasa wilayah tertentu.
4. Arung: Gelar untuk bangsawan yang memiliki wilayah kekuasaan atau pengaruh.
5. Petta: Gelar yang diberikan kepada orang yang dituakan atau dihormati.
6. Datu: Gelar untuk pemimpin spiritual atau tokoh agama.
7. Bau: Gelar yang diberikan kepada perempuan bangsawan.
8. Opu: Gelar untuk keturunan bangsawan dari garis ibu.
9. Sombaya: Gelar yang diberikan kepada raja atau penguasa tertinggi.
10. I La: Gelar yang menunjukkan keturunan bangsawan dari garis laki-laki.
11. Tumanurung: Gelar untuk keturunan bangsawan dari garis keturunan mitos.
12. Anakarung: Gelar untuk anak dari bangsawan.
13. Addatuang: Gelar untuk dewan adat atau tokoh masyarakat.
Gelar-gelar ini memiliki makna dan tingkatan yang berbeda-beda, mencerminkan struktur sosial yang kompleks dalam masyarakat Bugis dan Makassar. Meskipun zaman telah berubah, gelar-gelar ini masih digunakan dan dihormati hingga saat ini, menjadi bagian dari warisan budaya yang tak ternilai.
Gelar-gelar bangsawan ini memiliki akar sejarah yang panjang, terkait erat dengan kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di Sulawesi Selatan. Penggunaan gelar-gelar ini diatur oleh adat istiadat yang ketat, dan setiap gelar memiliki makna serta tingkatan yang berbeda. Selain menunjukkan status sosial, gelar-gelar ini juga mencerminkan peran dan tanggung jawab seorang bangsawan dalam masyarakat.
Meskipun zaman telah berubah, gelar-gelar bangsawan ini masih digunakan dan dihormati hingga saat ini. Gelar-gelar ini menjadi bagian dari identitas budaya suku Bugis dan Makassar, dan menjadi pengingat akan warisan leluhur yang kaya. Upaya pelestarian gelar-gelar ini penting untuk menjaga keberlangsungan tradisi dan adat istiadat yang telah diwariskan secara turun-temurun.