Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) telah bertransformasi menjadi ujian yang menekankan pada penalaran dan kemampuan kognitif, jauh meninggalkan era ujian berbasis hafalan murni. Bagi siswa yang menargetkan kursi di perguruan tinggi negeri pada tahun 2026, kunci utamanya adalah mengubah strategi belajar. Kunci kesuksesan bukan lagi tentang menghafal rumus dan tanggal secara membabi buta, melainkan memiliki fokus belajar pada penguasaan konsep, analisis data, dan pemecahan masalah. Pendekatan yang berorientasi pada materi akan memastikan bahwa Anda tidak hanya tahu jawabannya, tetapi juga memahami mengapa jawaban itu benar, sebuah kemampuan krusial dalam menghadapi soal-soal SNBT yang kontekstual.
Pada 15 November 2025, dalam webinar persiapan SNBT yang diselenggarakan oleh Pusat Asesmen Pendidikan (Pusmenjar), Kepala Divisi Kurikulum, Dr. Anisa Fitri, menekankan bahwa calon mahasiswa harus menggeser fokus belajar dari menghafal ke penalaran. Soal-soal Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) SNBT didominasi oleh Tes Potensi Skolastik (TPS) yang menguji kemampuan Logika, Penalaran Matematika, dan Literasi Bahasa. Bagian ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan menghubungkan berbagai informasi, bukan sekadar mengingat definisi. Contohnya, dalam materi Penalaran Matematika, siswa tidak diminta menghafal semua jenis fungsi, tetapi ditantang untuk menerapkan konsep fungsi dalam studi kasus atau masalah dunia nyata.
Strategi efektif untuk memperkuat fokus belajar berbasis materi adalah dengan menggunakan teknik Active Recall dan Spaced Repetition. Active Recall adalah metode di mana Anda secara aktif menguji diri sendiri (misalnya dengan membuat kartu flashcard atau menjawab pertanyaan tanpa melihat catatan), memaksa otak untuk mengambil informasi, bukan sekadar membacanya berulang kali. Sementara Spaced Repetition melibatkan peninjauan materi dalam interval waktu yang meningkat. Dua metode ini terbukti jauh lebih efektif dalam memperkuat pemahaman konsep jangka panjang dibandingkan membaca pasif. Laporan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Balitbang SDM) pada 10 Desember 2025 menunjukkan bahwa siswa yang menerapkan metode Active Recall secara konsisten memiliki skor rata-rata TPS 12% lebih tinggi.
Penting juga untuk memprioritaskan waktu. Alih-alih mencoba menguasai semua bab secara merata, identifikasi materi yang memiliki bobot soal besar dan materi yang menjadi kelemahan pribadi Anda. Gunakan simulasi dan try out secara berkala, tidak hanya untuk mengukur nilai, tetapi untuk menganalisis kesalahan dan mengarahkan fokus belajar ke area yang paling membutuhkan perbaikan. Jadikan hasil try out sebagai peta jalan yang menunjukkan di mana letak lubang pemahaman Anda. Ingatlah, SNBT adalah maraton, bukan lari cepat. Dengan mengubah pendekatan menjadi fokus belajar berbasis penguasaan konsep, Anda akan memiliki bekal yang lebih solid dan percaya diri untuk menghadapi tantangan ujian masuk perguruan tinggi 2026.